وَأَرْضَعَتْهُ أُمُّهُ أَيَّامًا ثُمَّ
أَرْضَعَتْهُ ثُوَيْبَةُ الْأَسْلَمِيَّةُ *
Nabi (Shollallôhu ‘alayhi
wa sallam) disusui oleh ibunya selama beberapa hari, kemudian disusui oleh
Tsuwaybah al-Aslamiyyah,
اَلَّتِي أَعْتَقَهَا اَبُو لَهْبٍ
حِينَ وَافَتْهُ عِنْدَ مِيلَادِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بِبُشْرَاه *
yang dimerdekakan oleh Abû
Lahab ketika Tsuwaybah mendatanginya membawa kabar gembira perihal kelahiran
Nabi Shollallôhu ‘alayhi wa sallam.
فَأَرْضَعَتْهُ مَعَ ابْنِهَا مَسْرُوحٍ
وَأَبِي سَلَمَةَ وَهِيَ بِهِ حَفِيَّة *
Tsuwaybah menyusui Nabi
(Shollallôhu ‘alayhi wa sallam) bersama dengan anaknya, yaitu Masrûh dan Abû
Salamah. Ia sangat menyayangi Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam).
وَأَرْضَعَتْ قَبْلَهُ حَمْزَةَ الَّذِي
حُمِدَ فِي نُصْرَةِ الدِّينِ سُرَاه *
Sebelumnya, ia menyusui
Hamzah (Rodhiyallôhu ‘anhu) yang terpuji prilakunya dalam membela agama.
وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَبْعَثُ اِلَيْهَا مِنَ الْمَدِينَةِ بِصِلَةٍ وَكِسْوَةٍ هِيَ بِهَا
حَرِيَّة *
Nabi Shollallôhu ‘alayhi
wa sallam selalu mengirimi nafkah dan pakaian yang layak dari Madinah (ke Mekkah)
untuk Tsuwaybah,
إِلَى أَنْ اَوْرَدَ هَيْكَلَهَا
رَائِدُ الْمَنُونِ الضَّرِيحَ وَوَارَاه *
[hingga Tsuwaybah meninggal dunia dan tubuhnya
tertutup oleh kubur]
قِيلَ عَلَى دِينِ قَوْمِهَا الْفِئَةِ
الْجَاهِلِيَّة *
Dikatakan, (bahwa
Tsuwaybah meninggal dunia) dalam agama kaumnya, yaitu golongan jahiliyyah.
وَقِيْلَ أَسْلَمَتْ أَثْبَتَ الْخِلَافَ
ابْنُ مَنْدَهَ وَحَكَاه *
Dikatakan (dalam pendapat
lain) bahwa ia (meninggal) dalam Islam. Ibnu Mandah menetapkan adanya perbedaan
pendapat.
ثُمَّ أَرْضَعَتْهُ الْفَتَاةُ
حَلِيمَةُ السَّعْدِيَّة *
Kemudian Nabi (Shollallôhu
‘alayhi wa sallam) disusui oleh seorang pemudi, yaitu Halîmah as-Sa’diyyah.
وَكَانَ قَدْ رَدَّ كُلُّ الْقَوْمِ
ثَدْيَهَا لِفَقْرِهَا وَأَبَاه *
Sungguh susunya telah
ditolak oleh seluruh kaum karena kefakirannya.
فَأَخْصَبَ عَيْشُهَا بَعْدَ الْمَحْلِ
قَبْلَ الْعَشِيَّة *
Maka setelah mengalami
kesulitan, kehidupannya menjadi subur sebelum datang waktu malam.
[Setelah menerima Muhammad Shollallôhu ‘alayhi wa sallam pada
siang hari, kehidupan Halîmah berubah menjadi subur sebelum datangnya waktu
malam]
وَدَرَّ ثَدْيَاهَا بِدُرِّ دَرٍّ
أَلْبَنَهُ الْيَمِينُ مِنْهُمَا وَأَلْبَنَ الْآخَرُ أَخَاه*
Air susunya menjadi subur,
putih bersih laksana mutiara. Ia menuyusui Nabi (Shollallôhu ‘alayhi wa sallam)
dari sebelah kanan, dan menyusui saudara sesusunya dari yang lainnya (sebelah
kiri).
[satu riwayat menyebutkan bahwa saudara sesusu Nabi Shollallôhu
‘alayhi wa sallam adalah ‘Abdullôh bin al-Harts]
وَأَصْبَحَتْ بَعْدَ الْهُزَالِ
وَالْفَقْرِ غَنِيَّة *
Halîmah menjadi kaya
setelah menderita kelemahan dan kekurangan harta.
وَسَمِنَتِ الشَّارِفُ لَدَيْهَا وَالشِّيَاه
*
Unta dan kambing-kambing yang
ada padanya menjadi gemuk.
وَانْجَابَ عَنْ جَانِبِهَا كُلُّ
مُلِمَّةٍ وَرَزِيَّة *
Dan dari diri Halîmah terbuka
semua kesulitan dan musibah.
وَطَرَّزَ السَّعْدُ بُرْدَ عَيْشِهَا
الْهَنِيِّ وَوَشَاه *
[Kehidupannya dipenuhi dengan
keberkahan]
[عَطِّرِ اللَّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْم،
بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاةٍ وَتَسْلِيْم]
[Wahai
Alloh, harumkanlah kuburnya yang mulia, dengan wangi-wangian berupa sholawat
dan salam].
ــــــــــــــــــــــــــــــــ
- Terjemah Kitab al-Burûd (Maulid Imam al-Barzanjiy Rohimahullôh).
- Tambahan penjelasan makna dari Kitab Madârij ash-Shu’ûd Ilâ Iktisâ` al-Burûd karya Syaykh Muhammad Nawawiy al-Bantaniy Rohimahullôh.