Al-Mawa'izh al-'Ushfuriyyah Bagian 3 : Menghormati Orang yang Lebih Tua

Hadits ketiga

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwa Rosululloh SAW bersabda:

ان الله تعالى ينظر الى وجه الشيخ صباحا ومساء ويقول يا عبدي قد كبر سنك ورق جلدك ودق عظمك واقترب اجلك وحان قدومك الي فاستحي مني فانا استحيي من شيبتك ان اعذبك في النار

sesungghunya Alloh SWT melihat wajah kakek-kakek (orang yang sudah lanjut usia) pagi dan sore hari. Alloh berfirman "wahai hamba-Ku, usiamu telah tua, kulitmu telah keriput, tulangmu telah keropos, ajalmu telah mendekat, dan waktu kedatanganmu menghadap-Ku (mati) telah dekat. Engkau harus malu kepada-Ku, karena Aku merasa malu pada ubanmu kalau harus menyiksamu di neraka".

Hikayat

Diriwayatkan bahwa suatu hari Sayyidina ‘Ali karromalloh wajhah bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjama’ah. Dalam perjalanan ia mendapatkan seorang kakek yang berjalan perlahan-lahan di depannya. ‘Ali tidak berani mendahului kakek tersebut karena penghormatan dan penghargaannya kepada orang yang lebih tua. Setelah dekat dengan masjid, ternyata kakek tersebut tidak masuk ke masjid, ‘Ali pun sadar bahwa kakek tersebut ternyata seorang nasrani. Saat memasuki masjid ‘Ali mendapatkan Baginda Nabi SAW sedang ruku’, Nabi memanjangkan ruku’nya kira-kira dua kali lebih lama dari ruku’ biasanya sehingga ‘Ali dapat mengikuti sholat berjama’ah bersama Nabi.

Selesai sholat ‘Ali bertanya kepada Baginda Rosul “wahai Rosululloh, kenapa engkau memanjangkan ruku’ dalam sholat ini, hal yang tidak pernah Engkau lakukan sebelumnya?” Rosululloh SAW menjawab “ketika aku ruku’ dan membaca ‘subhana robbiyal azhim’ kemudian aku hendak mengangkat kepalaku (i’tidal), tiba-tiba malaikat Jibri as datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku, dia menahanku dalam keadaan ruku’. Seteah Jibril melepaskan sayapnya dari punggungku, baru aku dapat mengangkat kepalaku (dari ruku’, yaitu I’tidal)”.

Kemudian para sahabat bertanya “mengapa engkau melakukan itu, wahai Rosululloh?” Nabi menjawab “aku tidak sempat menanyakan hal itu pada Jibril”. Kemudian Jibril datang dan berkata “wahai Muhammad, sesungguhnya ‘Ali bergegas untuk mengikuti sholat berjama’ah. Di perjalanan ia bertemu dengan seorang kakek beragama nasrani dan ‘Ali tidak mengetahui bahwa kakek itu beragama nasrani. ‘Ali pun tidak berani mendahului kakek tersebut karena memuliakan umur si kakek dan menjaga hak orang yang lebih tua. Kemudian Alloh memerintahkan kepadaku untuk menahanmu dalam posisi ruku’ agar ‘Ali dapat mengikuti sholat shubuh berjamaah bersamamu”.

Yang lebih mengagumkan lagi, bahwa Alloh SWT memerintahkan malaikat Mika’il untuk menahan matahari agar tidak segera terbit. Derajat yang agung ini diperoleh Sayyidina ‘Ali karena ia memuliakan seorang kakek padahal kakek tersebut beragama nasrani.

Walloh a’lam bish showab
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Referensi: al-Mawa'izh al-Ushfuriyyah, halaman 3-4.
FB Comments
0 Blogger Comments

0 comments:

Posting Komentar

Home